Penerbangan Dibatalkan di Seluruh Dunia Akibat Down Microsoft Bengkak Jadi 4.500

Jakarta, Tokoarwana.com - Jumlah penerbangan diseluruh dunia yang dibatalkan akibat gangguan sistim teknologi informasi global melonjak jadi 4.500 hingga Sabtu pagi wib 20 Juli 2024. Meskipun Microsoft sudah menyatakan gangguan teratasi, dampaknya tak bisa dirasakan langsung di dunia penerbangan.

Data dari perusahan pelacakan penerbangan FlightAware mengungkap, lebih dari 4.500 penerbangan dibatalkan serta lebih dari 39.900 ditunda diseluruh dunia pada Jumat hingga pukul 23.00 GMT.

"Total penundaan hari ini : 39.890. Total pembatalan hari ini : 4.560 (penerbangan)" Demikian data Flightaware, seperti dilaporkan oleh Sputnik.

Angka tersebut melonjak drastis dari laporan Flightaware beberapa jam sebelumnya, yakni 3.300 penerbangan yang dibatalkan secara global serta lebih dari 29.600 tertunda.

Sementara itu perusahaan analisis penerbangan global Cirium mengungkap data berbeda. Dari 114.000 lebih penerbangan komersial terjadwal di seluruh dunia yang tercatat pada Jumat, Sebanyak 2.891 diantaranya sudah dibatalkan. Namun perusahaan menegaskan data itu baru sementara dan diperkirakan lebih lagi maskapai yang membatalkan penerbangan.

Kekacauan penerbangan  dan industri lainnya ini dipicu pemadaman sistim teknologi informasi berbasis Windows. Selain penerbangan, permasalahan ini juga berdampak pada sektor perbankan, telekomunikasi, logistik , kesehatan dan lain nya.

Perusahaan keamanan Siber asal AS Crowdstrike mengonfirmasi pemadaman teknologi informasi secara global ini terjadi akibat update software keamanan siber Falcon Sensor.

CEO Crowdstrike George Kurtz mengatakan di media sosial X, Permasalahan teridentifikasi saat melakukan update software untuk host Windows sehingga memengaruhi para pengguna Microsoft.

"Kami sangat menyesal atas dampak yang kami timbulkan terhadap pelanggan, turis, dan siapapun yang terkena dampak ini, termasuk perusahaan kami." kata Kurtz kepada NBC NEWS.

Crowdstrike memiliki salah satu saham terbesar dipasar keamanan siber yang sangat sensifit terhadap gangguan. Kejadian ini memicu pertanyaan besar dari para pengamat, apakah kendali atas software penting tersebut harus dipegang segelintir perusahaan saja.